Senin, 10 Oktober 2011

Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pendidikan

sumber: sahifa.multiply.com
Semua guru, memiliki peran yang sangat urgen dalam proses pembelajaran karena guru menjadi bagian dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan sikap, karakter, maupun pola penyampaian materi karena baik guru sebagai sentral maupun siswa sebagai subyek pembelajaran, peran guru tetap sangat dibutuhkan. 

Guru selain sebagai seorang profesional yang bertugas sebagai pembelajar juga dituntut agar dapat merencanakan dan melaksanakan sistem pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga seberapa besar pengetahuan dan kemampuan guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil dan tidaknya siswa dalam menyerap dan mengaktualisasikan materi pembelajaran yang disampaikan, sehingga guru dapat diidentikkan dengan seseorang yang "digugu dan ditiru" diikuti dan dicontoh karena semua perilaku dan sikap seorang guru akan menjadi panutan atau contoh terhadap siswanya lebih khusus karena pendidikan agama Islam berkaitan dengan keteladanan di tengah mulai memudarnya kesan teladan dari guru yang sedikit banyak digantikan oleh tekhnologi modern yang cenderung membawa kepribadian anak menjadi keluar dari fitrahnya.

Di samping itu, fenomena pelajar saat ini lebih mengarah pada loss caracter (kehilangan karakter) dalam arti kehilangan jati diri dan akhlak yang sudah mulai memudar seiring dengan perkembangan teknologi dan gencarnya arus modernisasi yang berakibat pada kerusakan moral yang tidak dapat dicegah sehingga ironis sekali apabila guru sebagai bagian dari sistem pendidikan tidak mengambil langkah-langkah strategis untuk mencegah degradasi moral yang semakin meluas hingga ke tingkat anak-anak.

Dengan demikian selain mempunyai peran menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didik guru juga hendaknya sebagai agent of change agar memperbaiki dan mengembalikan kondisi pada dunia pendidikan dalam hal ini merubah masyarakat yang lemah pendidikan dan rusaknya budi pekerti menjadi masyarakat yang berpendidikan dan berakhlak yang mulia. Karena itu, seorang guru benar-benar mempunyai peran sebagai pengganti orang tua yakni selain sebagai pengajar juga sebagai pembina dan pembimbing anak didik sampai mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru mesti benar-benar membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai, guru hendaknya memiliki pandangan luas dan kriteria seorang guru hendaklah memiliki kewibawaan sehingga  dia mampu menangani  anak didiknya dengan baik.

Lebih dari itu, ada beberapa kriteria yang perlu dimiliki oleh guru, diantaranya adalah mampu mengaktualisasi dan mengoptimalkan perannya dalam pendidikan karena sebagai bagian pendidikan dan pengajaran seorang guru memiliki peran yang sangat signifikan dalam mengarahkan anak didiknya oleh karena itu seorang guru sebagai pendidik bertindak sebagai pengajar maupun pemimpin dalam kelas. Sehingga keberadaan guru dapat dipandang sebagai pemimpin yang menjadi contoh dan teladan bagi anak didiknya.

Selanjutnya, agar peran guru dalam pendidikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan "seorang guru harus memahami fungsinya karena sangat berpengaruh terhadap cara bertindak dan menunaikan pekerjaan sehari-hari di dalam kelas maupun dalam masyarakat.

Dalam hal ini Hadari Nawawi menjelaskan beberapa kompetensi guru yang berkenaan dengan kemampuan dasar ilmu edukatif dan administrasi sebagai berikut:


  1. Penguasaan bahan pendidikan meliputi, a. menguasai bahan bidang studi masing-masing yang sesuai dengan kurikulum. b. menguasai bahan penunjang bidang studi masing-masing.
  2. Mengelola bahan mengajar meliputi, a. merumuskan tujuan instruksional, mengenal dan menggunakan metode mengajar., b. mengenal dan dapat mempergunakan metode mengajar, c. mampu memilih, menyusun dan menggunakan prosedur instruksional yang relevan dengan materi dan murid. e. mengenal dan memahami kemampuan anak didik.
  3. Mengelola kelas meliputi: a. memiliki kemampuan tata ruang untuk pengajaran. b. mampu menciptakan iklim belajar mengajar berdasarkan hubngan manusiawi yang sehat.
  4. Penggunaan media dan sumber diantaranya meliputi: Mampu mengenal, memiliki dan menggunakan media dengan tepat. b. mampu menciptakan iklim belajar mengajar berdasarkan hubungan manusia yang sehat, c. mampu menggunakan dan mengelola laboratorium dalam proses belajar mengajar. d. memiliki kemampuan mengembangkan laboratorium dan e. mampu mendorong penggunaan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
  5. Mampu mengelola dan menggunakan interaksi belajar mengajar untuk perkembangan fisik dan psikis yang sehat bagi anak-anaknya.
  6. Mempunyai kemampuan melakukan penilaian hasil belajar siswa secara objektif dan menggunakan hasil-hasilnya untuk kepentingan proses pendidikan itu.
  7. Memahami fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. diantaranya: a. Menarik perhatian terhadap perkembangan fisik dan psikis yang sehat dikalangan murid. dan mampu menyelenggarakan program layanan bimbingan dan penyuluhan siswa dengan kondisi sekolah.


Berdasarkan teori di atas dapat diambil pengertian bahwa kemampuan dasar yang mesti dan dimiliki guru adalah kemampuan di bidang paedagogik, profesional dan sosial di mana ketiga elemen tersebut menjadi pondasi agar guru agama Islam benar-benar dapat melaksanakan perannya secara optimal. 

Menjadi PR terbesar dan juga ladang garapan yang berat bagi guru Pendidikan  Agama Islam untuk mengaktualisasikan dirinya secara optimal seiring dengan  pesan terdahulu "Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani" di depan memberikan keteladanan, di tengah memberikan dukungan dan bantuan dan di belakang memberikan dorongan.

Salam

Sabtu, 01 Oktober 2011

Wahai Air Apakah Dosa Kami?

Air adalah segala-galanya, ibarat tubuh manusia, air adalah darah yang membuat manusia dapat bertahan hidup. Begitu juga bagi kehidupan makhluk lainnya, keberadaan air menjadi sumber penting dalam hidup mereka. Dengan demikian seluruh makhluk bumi amat bergantung dengan keberadaan air. Sebagaimana Allah SWT menurunkan air hujan dari langit sebagai penghidupan makhluk di muka bumi. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
 

 وهو الذي أنزل من السماء ماء فأخرجنا به نبات كل شيء فأخرجنا منه خضرا نخرج منه حبا متراكبا ومن النخل من طلعها قنوان دانية وجنات من أعناب والزيتون والرمان مشتبها وغير متشابه انظروا إلى ثمره إذا أثمر وينعه إن في ذلكم لآيات لقوم يؤمنون


"Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." (QS: Al An'am : 99)

Akhir-akhir ini, semua daerah dirundung kesusahan, duka, dan keruwetan karena air menghilang, tanah pun mengering dan sumur-sumur sumber air minum serta sungai-sungai sumber pengairan mengering, sepertinya bumi ini sudah tidak lagi mau menyemburkan mata air dan langit pun sudah tak peduli akan panasnya bumi. ditambah lagi emosi manusia ini sudah tak terbendung lagi,, selayaknya hubungan kausalitas sebab akibat ketika manusia emosinya mendidih dan kesejukan hati tak lagi terpancar dari perilaku penghuni dunia karena nafsu angkara murka.

Ketika hujan masih mengalir deras seakan-akan manusia lupa seperti tak pernah akan kekurangan air, sungai tak akan kering dan sepertinya langit tetap akan turun hujan sepanjang masa. Hingga seringkali air yang sukup tak lagi dapat menjadi alat untuk bercermin bahwa setiap mausia hendaknya menjadi air, tenang, sejuk dan memberikan kehidupan bagi makhluk lainnya.


Ada kesenjangan yang nampak dalam kehidupan sosial, bagi yang berkecukupan air begitu mudahnya membuang-buang air untuk hal-hal yang tak perlu, dan air sungai yang jernih telah teracuni oleh aktivitas manusia yang tak berakhlak yang papda akhirnya yang semestinya air itu dapat dimanfaatkan bagi orang banyak kini air sangat kotor dan tak lagi dapapt dimanfaatkan.

Ketika air masih mengalir deras, air tak dipakai untuk membersihkan diri karena akan beribadah dan begitu enaknya menggunakan air tapi tak pernah terpikirkan siapa pencipta air dan kewajiban apa yang mestinya kita perbuat setelah kita memperolah air yang gratis ini?


Pertanyaan inilah yang semestinya selalu menjadi pengingat bahwa Allah SWT menciptakan air tidak semata-mata untuk dibuat pecuma akan tetapi diciptakan air agar manusia sadar bahwa manusia sangat2 tidak hidup tanpa air, oleh karena itu ibadahlah yang mestinya dikerjakan oleh makhluk pengguna air.

Bumi yang kering, langit yang tak lagi menurunkan hujan mestinya menjadi pelajaran bahwa manusia tidak berdaya akan Kuasa Allah SWT dan mestinya mereka kembali ke jalanNya.

Bumiku Gersang

Ada hal yang aneh ketika air tak lagi turun dari langit, dan sungai-sunga sudah tak bermata air, manusia masih saja tak tersadar dan bangun dari tidur panjangnya dalam kemewahan dan kecukupan mereka hanya mencela orang lain, menyalahkan pemerintah dan yang lebih naif lagi mengatakan bahwa Tuhan sudah tak adil.

MasyaAllah benar-benar manusia sudah lupa diri lupa daratan, padahal kepada siapakah sebenarnya mereka meminta? apakah dengan tetangga, dengan saudagar kaya, kepada pengusaha kaya, atau hanya berkeluh kesah kepada pemerintah? padahal mereka semua tak memiliki daya dan upaya untuk mencukupi hajat hidup orang banyak. Lalu kepada siapakah semestinya mereka mengadukan kesusahan, berkeluh kesah dan meratap serta memohon? Kepada Allah SWT lah permohonan, kesusahan, keluh kesah dan segala bentuk kesulitan kita mohonkan kepadaNya.

Lalu apa yang mesti diperbuat? Cukup Allah sajalah yang kita sembah dan kita mentakan pertolongan karena Dialah yang akan mengabulkan hajat kita. Jadlah seperti mata air, dia akan selalu memancarkan kesejukan tatkala terik matahari menyengat tubuh meski  tak mendapatkan balasan dari pemakainya. dan selalu menyegarkan kerongkongan seorang hamba yang kehausan setelah perjalanan jauh meski dia tak pernah mengenalnya. Indah sepertinya jika kita semua menjadi seperti mata air.

Dunia akan indah dan menyejukkan tatkala hati-hati kita dan pikiran kita senantiasa memancarkan aura kesejukan bak mata air yang menyemburkan air kehidupan seperti halnya Pencipta air Allah SWT tak pernah meminta balasan melainkan hanya keimanan dan ketakwaan kita dalam wujud ibadah kita dengan penuh keikhlasan.

Keringnya alam ini seiring dengan keringnya hati penghuninya.