Sabtu, 01 Oktober 2011

Wahai Air Apakah Dosa Kami?

Air adalah segala-galanya, ibarat tubuh manusia, air adalah darah yang membuat manusia dapat bertahan hidup. Begitu juga bagi kehidupan makhluk lainnya, keberadaan air menjadi sumber penting dalam hidup mereka. Dengan demikian seluruh makhluk bumi amat bergantung dengan keberadaan air. Sebagaimana Allah SWT menurunkan air hujan dari langit sebagai penghidupan makhluk di muka bumi. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
 

 وهو الذي أنزل من السماء ماء فأخرجنا به نبات كل شيء فأخرجنا منه خضرا نخرج منه حبا متراكبا ومن النخل من طلعها قنوان دانية وجنات من أعناب والزيتون والرمان مشتبها وغير متشابه انظروا إلى ثمره إذا أثمر وينعه إن في ذلكم لآيات لقوم يؤمنون


"Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." (QS: Al An'am : 99)

Akhir-akhir ini, semua daerah dirundung kesusahan, duka, dan keruwetan karena air menghilang, tanah pun mengering dan sumur-sumur sumber air minum serta sungai-sungai sumber pengairan mengering, sepertinya bumi ini sudah tidak lagi mau menyemburkan mata air dan langit pun sudah tak peduli akan panasnya bumi. ditambah lagi emosi manusia ini sudah tak terbendung lagi,, selayaknya hubungan kausalitas sebab akibat ketika manusia emosinya mendidih dan kesejukan hati tak lagi terpancar dari perilaku penghuni dunia karena nafsu angkara murka.

Ketika hujan masih mengalir deras seakan-akan manusia lupa seperti tak pernah akan kekurangan air, sungai tak akan kering dan sepertinya langit tetap akan turun hujan sepanjang masa. Hingga seringkali air yang sukup tak lagi dapat menjadi alat untuk bercermin bahwa setiap mausia hendaknya menjadi air, tenang, sejuk dan memberikan kehidupan bagi makhluk lainnya.


Ada kesenjangan yang nampak dalam kehidupan sosial, bagi yang berkecukupan air begitu mudahnya membuang-buang air untuk hal-hal yang tak perlu, dan air sungai yang jernih telah teracuni oleh aktivitas manusia yang tak berakhlak yang papda akhirnya yang semestinya air itu dapat dimanfaatkan bagi orang banyak kini air sangat kotor dan tak lagi dapapt dimanfaatkan.

Ketika air masih mengalir deras, air tak dipakai untuk membersihkan diri karena akan beribadah dan begitu enaknya menggunakan air tapi tak pernah terpikirkan siapa pencipta air dan kewajiban apa yang mestinya kita perbuat setelah kita memperolah air yang gratis ini?


Pertanyaan inilah yang semestinya selalu menjadi pengingat bahwa Allah SWT menciptakan air tidak semata-mata untuk dibuat pecuma akan tetapi diciptakan air agar manusia sadar bahwa manusia sangat2 tidak hidup tanpa air, oleh karena itu ibadahlah yang mestinya dikerjakan oleh makhluk pengguna air.

Bumi yang kering, langit yang tak lagi menurunkan hujan mestinya menjadi pelajaran bahwa manusia tidak berdaya akan Kuasa Allah SWT dan mestinya mereka kembali ke jalanNya.

Bumiku Gersang

Ada hal yang aneh ketika air tak lagi turun dari langit, dan sungai-sunga sudah tak bermata air, manusia masih saja tak tersadar dan bangun dari tidur panjangnya dalam kemewahan dan kecukupan mereka hanya mencela orang lain, menyalahkan pemerintah dan yang lebih naif lagi mengatakan bahwa Tuhan sudah tak adil.

MasyaAllah benar-benar manusia sudah lupa diri lupa daratan, padahal kepada siapakah sebenarnya mereka meminta? apakah dengan tetangga, dengan saudagar kaya, kepada pengusaha kaya, atau hanya berkeluh kesah kepada pemerintah? padahal mereka semua tak memiliki daya dan upaya untuk mencukupi hajat hidup orang banyak. Lalu kepada siapakah semestinya mereka mengadukan kesusahan, berkeluh kesah dan meratap serta memohon? Kepada Allah SWT lah permohonan, kesusahan, keluh kesah dan segala bentuk kesulitan kita mohonkan kepadaNya.

Lalu apa yang mesti diperbuat? Cukup Allah sajalah yang kita sembah dan kita mentakan pertolongan karena Dialah yang akan mengabulkan hajat kita. Jadlah seperti mata air, dia akan selalu memancarkan kesejukan tatkala terik matahari menyengat tubuh meski  tak mendapatkan balasan dari pemakainya. dan selalu menyegarkan kerongkongan seorang hamba yang kehausan setelah perjalanan jauh meski dia tak pernah mengenalnya. Indah sepertinya jika kita semua menjadi seperti mata air.

Dunia akan indah dan menyejukkan tatkala hati-hati kita dan pikiran kita senantiasa memancarkan aura kesejukan bak mata air yang menyemburkan air kehidupan seperti halnya Pencipta air Allah SWT tak pernah meminta balasan melainkan hanya keimanan dan ketakwaan kita dalam wujud ibadah kita dengan penuh keikhlasan.

Keringnya alam ini seiring dengan keringnya hati penghuninya.