Selasa, 03 September 2013

Ketika Istri Menggugat Suami Karena Wanita Idaman Lain (WIL)


Ilustrasi : Perceraian

 
Tulisan ini terinspirasi dari kisah seorang guru, sebut namanya Bunga (bukan nama sebenarnya) ia menjalani kehidupan rumah tangganya dengan seorang suami tercinta. Suka, bahagia,kadang ada duka duka lara ia jalani, bersanding dalam mengarungi mahligai cinta yang mereka bangun semenjak mereka memulai catatan-catatan kehidupan bersama suaminya. Memang sungguh beruntung bagi Bunga memiliki suami yang setampan dan se atletis itu. Sehingga, di mana-mana sanjungan dan pujian selalu menghampirinya dan tentu saja suaminya yang keren, menyebabkan dirinya tersudut karena banyak wanita yang menggoda suaminya bahkan rela memberikan segala-galanya bagi mendapatkan cinta suaminya.

Pada awal pernikahan, di mana sebagai seorang istri keindahan tubuh dan keelokan wajah masih terpaut dalam kehidupannya. Tentu saja, karena usianya waktu menikah sekira 23 tahun menjadikannya terlihat cantik dan menawan di hadapan suaminya. Hari-hari dijalani dengan penuh pengabdian dan keharmonisan lantaran mereka merupakan pasangan pegawai negeri yang tentu saja secara finansial amat tercukupi. Dan kebahagiaan tersebut semakin kentara lantaran mereka dikarunai seorang anak perempuan yang cantik rupawan.
Namun demikian, kehidupan memang tidak seperti yang diharapkan. Kadang awalnya baik dan penuh dengan kebahagiaan harus berakhir dengan kedukaan, sakit dan derita. Hal ini ia alami lantaran sang suami telah mengidolakan wanita lain, dan wanita pujaannya pun memiliki rasa cinta yang sama mendalam kepada suaminya. Ibarat gayung bersambut, ketika tanpa sepengetahuan Bunga, suaminya nya telah berselingkuh dengan wanita idaman lain (WIL) dan itu berlangsung hingga bertahun-tahun.

Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun Bunga menjalani kehidupan dengan rasa percaya diri. Dan rasa cinta itu semakin terpupuk karena suami tidak menunjukkan sikap yang tidak wajar terhadap dirinya. Bahkan, sering kali terkesan perhatian suaminya amat besar. Akan tetapi, tanpa disangka dan diduga seorang superhero dalam keluarganya telah bermain mata dan bermain hati dengan wanita lain. Bahkan yang lebih membuatnya miris karena wanita yang dicintai suaminya adalah teman seprofesi dari kampung sebelah.

Tuhan berkehendak lain, meskipun perselingkuhan suaminya tak pernah diketahuinya, akhirnya tanpa sengaja ia melihat suaminya sedang bergandengan mesra dengan WIL. Tubuhnya mulai kaku, mulut tak dapat berbicara, dan tubuhnya terbakar seperti tersambar petir. Rasa percaya diri dan kepercayaan dirinya pada suaminya ternyata dibalas dengan dusta dan penghianatan. Sedih, dan cucuran air mata tidak dapat dibendung lagi. Ibarat panas setahun terhapus oleh hujan sehari, ibarat  karena nila setitik rusak susu sebelanga.Itulah kenyataan pahit yang ia hadapi, setelah sekian lama menautkan cinta yang dalam dan perhatian yang tulus kepada suaminya kini harus dibalas dengan penghianatan dan pembunuhan batin yang parah.

Hari itu adalah hari yang paling buruk selama berpuluh-puluh tahun ia jalani dengan suaminya. Bagaimanapun juga, ia berusaha ikhlas dan sabar menghadapi apa yang telah terjadi.

Dengan rasa kecewa, dan penderitaan batin, Bunga memutuskan tetap menjalani kehidupan mereka meski suami telah menyakiti hatinya. Selain itu ia sudah memiliki 6 orang anak sehingga tak mungkin juga melakukan perceraian karena ada kekhawatiran dalam dirinya tidak dapat menjaga dan menjaga anak-anaknya lantaran suami harus pergi. Karena pertimbangan itulah ia rela memaafkan suaminya dan tetap tinggal bersamanya meski rasa cinta dan kepercayaan itu mulai pudar.

Meski keikhlasan Bunga begitu besar, namun, hati tetaplah hati. Luka dan rasa sakit yang dulu pernahmencederai  hatinya kini tumbuh, dan keinginan berpisah sudah tidak dapat dibendung lagi. Hal ini lantaran sikap suami tidak berubah, karena masih saja suaminya berselingkuh dan main perempuan di belakangnya.

Akhirnya, karena beberapa tahun lewat, tepatnya ketika anak kedelapan lahir, meski usia sudah mulai senja dan anak-anaknya sudah cukup dewasa ia memutuskan untuk berpisah dengan suaminya.

Sedih dan kecewa menyatu dalam hati. Akan tetapi, mungkin inilah jalan yang harus ia tempuh demi menjaga perasaan anak-anaknya akibat rasa malu melihat sikap suaminya yang tidak juga berubah.

Memang ujian Tuhan tidak terbatas, rasa sedih makin menjadi lantaran anak bungsu ternyata mengalami disabilitas, tidak mampu mendengar dan berbicara, disebabkan ketika lahir dokter melakukan mall praktek  akibat diagnosa terhadap penyakit anaknya keliru yang berakibat obat yang dikonsumsi anaknya ternyata salah sasaran, sehingga pengaruh buruk pun dirasakan oleh anak bungsunya tersebut.

Awal perpisahan terasa berat dengan menanggung malu dan beban hidup yang juga amat berat baginya karena harus menghidupi delapan anak. Tapi, Tuhan tetaplah Maha Adil, dalam kesendirian ternyata ia mampu mendidik dan menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Dan apa yang menjadikan dirinya bisa melupakan kisah pilunya ternyata anaknya adalah anak yang baik serta berprestasi sehingga mampu bersaing di perlombaan Olimpiade Tingkat Nasional.

******
NB: Tulisan ini terinspirasi dari kisah seorang guru yang anaknya mengikuti lomba OSN ke 12 tahun 2013 di Bandung.