78. karena itu mereka ditimpa gempa,
Maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.(QS
Al A’raaf: 78)
Penulis: M. Ali Amiruddin, S.Ag
Pengajar di SLB N Metro
Bismillahirrohmaanirrohiim
Sebentar lagi, semua orang akan memperingati Tahun Baru Masehi 2014. Pada saat itu semua orang berlomba-lomba membuat malam tersebut menjadi gegap gempita, riuh, tepuk tangan pun membahana dan tak ketinggalan di event tersebut yang paling ditunggu-tunggu adalah di ledakkannya petasan, kembang api yang menyala-nyala di angkasa, suara terompet tanda tahun telah berganti tepat pukul 00.00 WIB semua negara pun tak ketinggalan menghidupkan sirene sebagai tanda berakhirnya tahun tersebut dan dimasukinya tahun yang baru.
Sebentar lagi, semua orang akan memperingati Tahun Baru Masehi 2014. Pada saat itu semua orang berlomba-lomba membuat malam tersebut menjadi gegap gempita, riuh, tepuk tangan pun membahana dan tak ketinggalan di event tersebut yang paling ditunggu-tunggu adalah di ledakkannya petasan, kembang api yang menyala-nyala di angkasa, suara terompet tanda tahun telah berganti tepat pukul 00.00 WIB semua negara pun tak ketinggalan menghidupkan sirene sebagai tanda berakhirnya tahun tersebut dan dimasukinya tahun yang baru.
Ada yang menarik dalam peringatan
tahun baru tersebut, di mana setiap orang memiliki impian, harapan dan
cita-cita yang akan diraihnya ketika tahun pun berganti. Ada yang ingin
melanjutkan pendidikan, ada yang menikah, ada yang ingin ke luar negeri,
berangkat haji atau umroh, ingin menjadi penulis dan ada pula yang sederhana
ingin memperbaiki rumah tangganya yang sempat mengalami kegoncangan.
Semua impian dan cita-cita serta
harapan meluncur dari lisan-lisan mereka namun ada pula yang tak dapat
mengucapkan satu patahpun kata untuk tahun depan. Kenapa? Karena mereka merasa tahun
ini atau tahun depan sama saja. Kehidupan mereka tidak berubah karena kemiskinan
yang menjerat. Bahkan semakin tahun berganti justru kemiskinan semakin
memberatkan lantaran harga kebutuhan pokok semakin mahal sedangkan usaha yang
dilakukan tidak semakin baik. Mereka yang menganggur pun sama saja tidak pernah
mendapatkan pekerjaan yang memadai. Dan mereka yang sudah bekerja, ternyata
kehidupan mereka tidak juga berubah. Pasalnya karena hasil dari bekerja
ternyata tidak pula dapat memenuhi impian dan cita-citanya. Jangankan bermimpi
menjad ini dan itu,bermimpi beras di rumah tak pernah kosong pun terlalu berat
untuk di lalui.
Sebuah kesenjangan antara kaum
miskin dan kaum kaya. Mereka yang kaya mampu menyulam dan merangkai mimpi-mimpi
seperti yang mereka inginkan. Lain halnya yang berada di bawah garis
kemiskinan, berubah dan tidaknya tahun ini tetap sama saja tidak ada yang
berbeda.
Apakah kaum miskin tidak boleh
bermimpi? Sepertinya tidak juga kan? Karena bermimpi itu milik semua orang.
Andaikan tahun ini mimpinya belum tercapai boleh jadi Tuhan tengah menunggu
usaha dan kesabaran kita hingga mimpi-mimpi itu Tuhan wujudkan. Tergantung
sejauh mana kita mau berusaha dan bersabar serta berdoa agar mimpi-mimpi itu
dapat diwujudkan.
Akan tetapi, di antara sederet mimpi
dan cita-cita yang diucapkan, amat sedikit yang memimpikan dirinya menjadi manusia
yang semakin taat beragama, menjadi dermawan, menjadi semakin shaleh dan tentu saja menjadi manusia yang bermanfaat
tuk sesama. Sehingga ketika mimpi tersebut sama sekali tidak bersinggungan
dengan konteks sosial sepertinya meskipun tahun berganti tetap tidak memberikan
makna apapun selain hanya menumpuk-numpuk uang tanpa memberikan manfaat kepada
orang lain.
Anehnya lagi, ketika masyarakat miskin
tengah dalam kesusahan, kehidupan yang serba sulit, ternyata ketika tahun baru
justru mereka berlomba-lomba dalam kemaksiatan. Mereka menghambur-hamburkan
uang dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Dan yang lebih parah lagi di antara
muda-mudi itu justru menggunakan malam tahun baru untuk menebarkan kesesatan
dalam pergaulan. Mereka melakukan mesum dengan pasangan kencannya, narkoba,
minum-minuman keras dan pesta-pesta yang mirip dengan pestanya orang yang kesetanan.
Maka pantas saja di tahun baru justru malah terjadi banyak bencana namun sayang
sekali sedikit sekali yang menjadikan bencana sebagai pelajaran.
Video : Rekaman Bencana Tsunami Aceh 2004 /YouTube
Jika kita mengingat kembali
betapa menyedihkannya bencana Tsunami Aceh beberapa tahun yang lalu, tepatnya
26 Desember 2004 yang telah merenggut banyak korban. Korban tidak hanya dari
golongan pembuat maksiat tapi juga golongan anak-anak yang tidak berdosa. Tidak
hanya puluhan tapi ribuan nyama melayang karena terjangan tsunami yang meluluh
lantakkan sebagian dari wilayah Aceh. Dampaknya sampai saat inipun meninggalkan
trauma, ketakutan, bahkan ada pula terkena gangguan jiwa karena tidak mampu
menerima kenyataan bahwa harta benda dan keluarganya telah musnah ditelan
bencana.
Tidak hanya nyawa yang
dikorbankan, semua harta benda pun telah hancur dalam hitungan jam. Padahal
ketika kita mencarinya membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Bertahun-tahun
dikumpulkan agar kehidupan menjadi lebih baik. Namun, karena musibah tersebut
semuanya sirna begitu saja tanpa sisa.
Dahsyahtnya bencana Tsunami dan
berbarengan dengan menjelang tahun baru di mana muda-mudi yang asyikan dengan
pergaulan bebas mereka, sex bebas dan penggunaan narkoba serta perzinahan di
mana-mana mungkin menjadi satu peringatan bahwa tidak ada yang dapat hidup
bebas dengan keinginan sendiri. Akan tetapi, kehidupan seseorang tetap di bawah
kendali dan pengawasan Allah SWT. Sehingga jangan dianggap dengan kehidupan
bebas tersebut, kita dapat melakukan kebebasan tanpa batas melanggar
norma-norma agama.
Video: Rekaman Tunami Jepang 2011 / YouTube
Tahun 2004 yang lalu Bencana
Tsunami menerjang Indonesia, dan tidak lupa pula di tahun 2011 Jepang harus
diluluh lantakkan oleh gempa bumi dan terjangan tsunami yang juga mengakibatkan
banyak korban. Dan belum lama ini 10 November 2013 badai topan haian menerjang
sebagian wilayah Philipina yang juga membunuh banyak orang serta
memporak-porandakan sarana dan prasarana di sana sepertinya sudah cukup bukti
bahwa Allah SWT adalah maha segala-galanya. Tidak ada satupun dapat mengelak
dari kuasaNya. Bahwa sehebat apapun kita dan sebanyak apapun harta benda kita
hakekatnya amat kecil dibandingkan dengan Kuasa Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Video : Rekaman Badai Topan Haian di Philipina 2013/ YouTube
Bukan bermaksud menafikan
kepedihan yang dialami korban bencana tersebut, akan tetapi sebagai sebuah
catatan bahwa dunia ini tidak ada yang kekal dan tidak ada yang bebas
sebebas-bebasnya tanpa aturan Tuhan. Karena bukan tidak mungkin ketika
kesesatan dan kemaksiatan merajalela maka kita semua akan menjadi korban
berikutinya. Korban dari bencana dan peringatan Tuhan atas kelalaian kita dalam
menyembahNya.
Wallahua’lam bish shawab
Wassalam